ANALISIS PROKSIMAT
Akuakultur
telah tercatat sebagai industri penghasil makanan dengan perumbuhan paling
cepat di dunia yang berkontribusi hingga 60-70%. Pertumbuhan akuakultur dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Kegiatan budidaya di bidang akuakultur tidak terlepas
dari manajemen pakan. Pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan
nutrisi ikan seperti kebutuhan akan protein, mineral hingga vitamin. Pakan ikan
dapat diartikan sebagai campuran berbagai bahan pangan baik bahan nabati atau
hewani yang diolah sehingga mudah dikonsumsi dan dicerna ikan sebagai sumber
nutrisi bagi ikan untuk menghasilkan energi. Pakan ikan menjadi faktor yang
memiliki peran penting dalam pertumbuhan ikan (Hodar et al. 2020). Pertumbuhan
ikan akan berjalan optimal seiring dengan terpenuhinya kebutuhan akan jumlah
pakan dan kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan. Ikan membutuhkan pakan
dengan kandungan nutrisi yang memadai. Komposisi tubuh ikan yang terdiri atas
protein, lipid, vitamin dan mineral akan mempengaruhi komposisi daging ikan
secara keseluruhan (Isa et al. 2015).
Pakan ikan terdiri atas pakan alami
dan pakan buatan. Pakan alami dapat diartikan sebgai pakan dalam bentuk hidup
dan cukup sulit untuk dikembangkan. Pakan buatan dapat diartikan sebagai pakan
olahan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh ikan. Pakan ikan buatan yang
paling banyak ditemui adalah pelet. Metode umum yang digunakan untuk mengetahui
kandungan nutrisi pada pakan ikan disebut dengan analisis proksimat (Mustapha et
al. 2014). Analisis proksimat dapat diartikan sebagai metode analisis kimia
yang bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dari bahan-bahan penyusun
pakan ikan seperti protein, lemak, abu, serat hingga kadar air (Zaenuri et
al. 2014).
Menurut
Putri et al. (2014), komponen yang terdapat di bahan pakan dibedakan
berdasarkan komposisi kimia dan fungsinya terdiri atas air (moisture),
protein kasar (crude protein), abu (ash), serat kasar (crude
fiber), dan lemak kasar (ether extract). Protein sebagai salah satu
sumber nutrisi pada pakan memiliki peran penting karena mengandung asam amino
esensial dan non esesnsial yang digunakan sebagai sumber energi utama ikan
sehingga jika kebutuhan protein tidak terpenuhi dengan baik makan akan mengakibatkan
kehilangan bobot tubuh ikan karena ikan menarik kembali protein dari beberapa
jaringan tubuh ikan. Protein ikan digolongkan atas protein miofibril 65-75%,
sarkoplasma 20-30% dan stroma 1-3%. Kadar optimum protein untuk ikan berada di
kisaran 25-50%. Lemak sebagai senyawa organik yang tidak larut dalam air
digunakan sebagai sumber energi untuk kelangsungan hidup ikan. Kadar optimal
lemak untuk ikan berada di kisaran 2-3%. Kandungan abu pada pakan dapat
diartikan sebagai residu dari proses pembakaran bahan organic yang jumlahnya
dibatasi. Abu dalam bahan pangan dibedakan atas abu total, abu terlarut dan abu
tidak terlarut. Kadar abu pada pakan optimal berada di kisaran 3-7% (Holma et
al. 2013). Serat kasar pada pakan ikan merupakan bagian dari karbohidrat
yang tidak dapat dicerna. Serat kasar mengakibatkan pengotoran pada wadah
budidaya namun diperlukan untuk pengeluaran feses. Jumlah serat kasar yang
terlalu banyak akan menyebabkan daya cerna menurun, meningkatnya sisa
metabolisme hingga terjadi penurunan kualitas air sehingga jumlahnya harus
diperhatikan. Kadar optimal serat kasar pada pakan ikan berada di kisaran 4-8%
dan tidak lebih dari 10% (Iskandar dan Fitriadi 2017). Kandungan air pada pakan
ikan akan mempengaruhi tekstur bahan pangan dan daya awet bahan pangan.
Kandungan air ikan optimal berada di kisaran 70-80% (Gultom et al.
2015).
DAFTAR PUSTAKA
Gultom OW, Lestari
S, Nopianti R. 2015. Analisis proksimat, protein larut air, dan protein larut garam pada beberapa jenis ikan air tawar
Sumatera Selatan. Fishtech-Jurnal Teknologi Hasil
Perikanan. 4(2): 120-127.
Hodar AR, Vasaba
RJ, Mahayadiya DR, Joshi NH. 2020. Fish meal dan fish oil replacement for aqua feed formulation by using
alternative sources. Journal Expert Zool. 23(1): 13-21.
Holma, Ayinsa K,
Maalekuu BK. 2013. Effect of traditional fish processing methods on the proximate composition of red fish stored
under ambient room conditions. American Journal
of Food and Nutrition. 3(3): 73-82.
Isa M, Rinidar,
Zalia T, Harris A, Sugito, Herrialfian. 2015. Analisis proksimat kadar lemak
ikan nila yang diberi suplementasi daun
jaloh yang dikombinasi dengan kromium dalam pakan setelah pemaparan stres panas. Jurnal Medika Veterinaria.
9(1): 60-63.
Iskandar R,
Fitriadi S. 2017. Analisa proksimat pakan hasil olahan pembudidaya ikan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Ziraa’ah.
42(1): 65-68.
Mustapha MK,
Ajibola TB, Salako AF, Ademola SK. 2014. Proximate analysis of fish dried with solar driers. Italian Journal of Food
Sciences. 26(2): 1-5.
Putri DM,
Budiharjo A, Kusdiyantini E. 2014. Isolasi, karakterisasi bakteri asam laktat
dan analisis proksimat dari
pangan fermentasi rusip ikan teri (Stolephorus sp.). Jurnal Biologi. 3(2): 11-19.
Zaenuri R, Suharto
B, Haji ATS. 2014. Kualitas pakan ikan berbentuk pelet dari limbah pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. 1(1): 31-36.
Komentar