DESAIN
PRIMER
Bioinformatika sebagai gabungan ilmu komputer,
matematika, biologi dan statistika berperan penting dalam mengatur dan
menganalisis informasi biologis. Teknik analisis molekuler yang sudah banyak di
gunakan hampir di seluruh dunia antara lain PCR, flow cytometry, tissue
microarray, dan diagnosis genetik. PCR salah satu teknik yang paling banyak
digunakan dan diterima secara luas untuk diagnosis yang membutuhkan
spesifisitas hingga sensitivitas yang sangat tinggi. Kegunaan PCR dalam
mendeteksi penyakit, kloning gen hingga komputasi DNA. Aspek yang paling
penting untuk membuat alat PCR yang spesifik dan efisien adalah dengan
mendesain primer. Primer dapat diartikan sebagai molekul oligonukleotida untai
tunggal yang terdiri atas 28-30 basa. Desain primer sangat menentukan
keberhasilan dalam sekuensing DNA. Sekuen
DNA primer akan digunakan dalam amplifikasi dengan metode PCR. Hasil sekuen gen
yang didapatkan dapat dimanfaatkan dalam identifikasi spesies, taksonomi dan
analisis kekerabatan (Suparman et al. 2016). Desain primer yang
digunakan dalam PCR yakni reverse primer dan forward primer. Primer
yang digunakan harus memenuhi kriteria primer yang baik meliputi panjang
primer, %GC, Tm (melting temperature), interaksi primer (dimers
dan hairpins), repeats, runs dan false priming. Primer
yang memiliki panjang lebih dari 30 basa tidak disarankan karena tidak
menunjukkan spesifisitas yang lebih tinggi dan dapat berakibat terhibridasi
dengan primer lain sehingga tidak membentuk polimerisasi DNA (Sasmito et al.
2014).
Desain primer dapat diperoleh menggunakan bantuan software
berbasis bioinformatik. Primer yang layak digunakan secara otomatis dapat
ditentukan oleh software. Terkadang hasil pemilihan primer secara
otomatis sering tidak sesuai dengan harapan sehingga masih diperlukan kerja
manual dari pengguna nya. Beberapa software yang digunakan dalam
melakukan desain primer secara manual antara lain Oligo Analyzer 1.0.2.
dan Oligo Explorer 1.1.0 (Pahlevi 2016).
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah A, Nurilmala M,
Sitaresmi KP. 2019. DNA mini barcodes sebagai penanda molekuler untuk ketelurusan label pangan berbagai
produk ikan layur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 22(1): 33-40.
Abdullah A, Sativa HA,
Nurhayati T, Nurilmala M. 2019. Pemanfaatan DNA barcoding untuk ketertelusuran label berbagai produk
olahan ikan berbasis surimi komersial. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22(3): 508-519.
Maitriani LKB, Wirajana
IN, Yowani SC. 2015. Desain primer untuk amplifikasi fragmen gen inhA isolate 134 multidrug
resistance tuberculosis (MDR-TB) dengan metode polymerase chain reaction. 3(2): 89-96.
Maulid DY, Nurilmala M.
2015. DNA barcoding untuk autentikasi produk ikan tenggiri (Scomberomorus sp). Jurnal Akuatika.
6(2): 154-160.
Pahlevi MR. 2016. Desain
primer untuk identifikasi gen GmDREB2 pada kedelai. Jurnal Agronis. 1(1): 1-8.
Pradnyaniti DG, Wirajana
IN, Yowani SC. 2013. Desain primer secara in silico untuk amplifikasi fragmen gen rpoB Mycobacterium
tuberculosis dengan polymerase chain reaction
(PCR). Jurnal Farmasi Udayana. 2(3): 124-130.
Saraswati H, Seprianto,
Wahyuni FD. 2019. Desain primer secara in silico untuk amplifikasi gen cryIII dari Bacillys thuringiensis
isolat lokal. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity. 3(1): 33-38.
Sasmitha LV, Yustiantara
PS, Yowani SC. 2018. Desain dna primer secara in silico sebagai pendeteksi mutasi gen gyrA Mycobacterium
tuberculosis untuk metode polymerasi chain reaction. Cakra Kimia Indonesia. 6(1): 63-69.
Sasmito DEK, Kurniawan R,
Muhimmah I. 2014. Karakteristik primer pada polymerase chain reaction (PCR) untuk sekuensing
DNA: mini review. 93-102.
Suparman, Ahmad H, Ahmad
Z. 2016. Desain primer pcr secara in silico untuk amplifikasi gen coi pada kupu-kupu Papilio Ulysses Linnaeus
dari Pulau Bacan. Jurnal Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam 7(1): 14-24.
Syahputra D, Sari R,
Apridamayanti P. 2012. Desain primer spesifik gen tetB (tetracycline resistance protein) bakteri Bacillus
subtilis. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Untan. 4(1): 1-11.
Komentar