BIOINFORMATIK
Akuakultur
telah tercatat sebagai industri penghasil makanan dengan perumbuhan paling
cepat di dunia yang berkontribusi hingga 60-70%. Pertumbuhan akuakultur
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kegiatan budidaya di bidang akuakultur tidak
terlepas dari kecanggihan teknologi. Zaman yang semakin maju juga didukung oleh
kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju
selalu berdampingan. Ilmu pengetahuan akan bernilai sia-sia jika tidak dapat
memanfaatkan teknologi yang canggih begitu juga sebaliknya. Perkembangan
teknologi di zaman sekarang ini merupakan pengaruh dari ledakan data dalam
jumlah masif yang disebut dengan big data (Cahyo 2018).
Data
hasil penggabungan ilmu pengetahuan dan ilmu komputer biasanya diterapkan
hampir di berbagai bidang ilmu termasuk ilmu biologi molekuler. Bentuk
penerapan dari penggabungan ilmu pengetahuan dan komputer adalah
bioinformatika. Bioinformatika dapat diartikan sebagai gabungan berbagai ilmu
seperti matematika, biologi dan informatika. Secara sederhana, ilmu ini
dikembangkan untuk menitikberatkan informasi sekuens DNA dalam merancang sekuen
primer. Bioinformatika dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari berbagai ilmu untuk menganalisis informasi biologi molekuler.
Bioinformatika berfungsi sebagai sistem proses pencarian spesies yang sama yang
memiliki keterkaitan dengan GeneBank (Narita et al. 2012).
Bioinformatika
pertama kali diperkenalkan oleh Margaret Dayhoff seorang ahli kimia tahun 1960
yang saat itu digunakan untuk mengetahui struktur primer protein dengan menggunakan
alat yaitu Comprotein. Kemajuan zaman juga memiliki dampak terhadap
perkembangan bioinformatika. Beberapa perangkat lunak yang banyak digunakan
untuk bioinformatika antara lain genequiz, mummer, swissknife dan
phred-phrap-consed yang banyak dimanfaatkan sebagai perangkat lunak untuk
menganalisis penyesuaian genom (Gauthier et al. 2019). Teknik yang diterapkan dalam
bioinformatika antara lain struktur protein 3D, ekspresi data, dan pohon
filogenetik (Narita et al. 2014). Bioinformatika memiliki beberapa
tujuan yakni mengelompokkan data yang dapat dijangkau dan dapat memuat bank
data yang memiliki fungsi untuk menyimpan sekuen DNA maupun protein yang
didapat. Bioinformatika juga memiliki tujuan menganalisis data biologi dengan
memanfaatkan perangkat lunak untuk menyimpan sekuen homolog yang disebut dengan
BLAST (Basic Local Alignment
Search Tool)
(Costa et al. 2016).
Bionformatika memiliki beberapa tahapan
salah satunya analisis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fanur (2018),
analisis bioinformatika yang dilakukan menggunakan perangkat lunak bernama MEGA
(Molecular Evalutionary Genetics Analysis) dengan menggunakan akses di situs www.ncbi.nlm.nih.gov untuk menyandingkan sekuen DNA sampel. Penerapan
bioinformatika banyak digunakan di bidang kesehatan dan deteksi penyakit
termasuk di bidang akuakultur (Chaudhary et al.
2014).
Bioinformatika sering dikombinasikan dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction)
(Kadriah et al. 2014). Hubungan antara bioinformatika dan PCR secara
umum diketahui melalui hasil penentuan sekuen primer. PCR sebagai proses
pengolahan berbasis DNA digunakan dalam bioinformatika karena memberikan hasil
yang akurat dalam hal ketahanan dan bersifat spesifik (Costa et al.
2016). Sekuen primer yang spesifik akan memberikan hasil yang baik. Primer yang
dianalisis biasanya menggunakan BLAST (Basic Local Alignment Search Tool).
Analisis primer menggunakan BLAST dengan GeneBank NCBI
mengambill sekuens primer kemudian dibandingkan dengan sekuen yang sudah ada
pada beberapa kumpulan database dari organisme. Hasil
persentase yang dihasilkan menunjukkan kesamaan antara primer dan gen yang
digunakan dan menghasilkan primer
spesifik yang banyak (Saraswati et al. 2019).
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyo DBL. 2018.
Implementasi metode support vector machine untuk melakukan klasikasi pada data bioinformatika [skripsi]. Yogyakarta
(ID): Universitas Islam Indonesia.
Chaudhary R, Singh U, Sharma P, Takshak S. 2014. Bioinformatics as an emerging
tool for biological and medical fields. Biomirror. 5(3): 19-23.
Costa A, Mafra I, Olivetra MBPP, Amara JS.
2016. Encyclopedia of food and health. RMFS. 177-183.
Fanur SA. 2018.
Identifikasi fillet ikan beku tanpa label dengan metode DNA Barcoding dan analisis bioinformatika [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Gauthier J, Vincent AT, Charette SJ, Derome N. 2019. A brief history of
bioinformatics. Briefings in bioinformatics. 20(6): 1981-1996.
Kadriah IAK, Susianingsih E, Sukenda S, Yuhana
M, Harris E. 2014. Desain primer spesifik untuk
deteksi dini penyakit Vibriosis pada udang penaeid. Jurnal Riset
Akuakultur. 8(1): 131-143.
Narita V, Arum AL,
Isnaeni S, Fawzy NY. 2012. Analisis bioinformatika berbasis web untuk eksplorasi enzim kitosanase berdasarkan
kemiripan sekuens. Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Sains dan Teknologi.
1(1): 197-203.
Narita V, Arum AL, Isnaeni S, Fawzya NY. 2014. Analisis bioinformatika
berbasis web untuk eksplorasi enzim kitosanase berdasarkan kemiripan
sekuens. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 1(4): 197-203.
Komentar