SINTESIS cDNA
Akuakultur
sebagai sektor pendukung pangan terbesar
di dunia saat ini telah menerapkan pemanfaatkan teknologi biologi molekuler
salah satunya Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR telah dimanfaatkan
untuk berbagai kepentingan seperti identifikasi penyakit dan kekerabatan
spesies ikan. Kegunaan PCR untuk mengamplikasi RNA memerlukan proses yang
disebut dengan reverse transcriptase terhadap molekul complementary DNA
(Cdna) (Hewajuli dan Dharmayanti 2014). Mrna yang merupakan produk
transkripsi DNA dapat dideteksi secara sederhana untuk mengetahui tingkat
ekspresi suatu gen. Identifikasi mRNA digunakan untuk mengukur tingkat
perbedaan ekspresi dari Cdna, seperti gen yang mengekspresikan protein tertentu
pada penyakit ikan di lingkungan akuakultur. Deteksi mrna biasanya menggunakan
metode PCR yang dikenal dengan nama one step quantitative Real Time-
Polymerase Chain Reaction (Qrt-PCR) (Rahman et al. 2013). Metode ini
merupakan metode yang memanfaatkan sampel RNA dengan melakukan sintesis cDNA
langsung dalam mesin Qrt-PCR dengan kelebihan yang dimiliki yaitu sensitivitas
dan spesifitas yang tinggi, akan tetapi metode ini sangat sulit dilakukan
karena sifat RNA yang sangat sensitif dan mudah terdegradasi apabila suhu
berubah drastis ataupun terjadi kontaminasi yang mengandung enzim RNAse
(Kartika 2018).
cDNA merupakan DNA yang berkomplemen dengan
Mrna. cDNA mirip dengan RNA, complementary DNA (Cdna) merupakan RNA
dengan rantai ganda yang hanya berisi exon. Perbedaannya yaitu cDNA memiliki
sifat yang lebih stabil sehingga mudah untuk dianalisis. Molekul cDNA digunakan sebagai cetakan dalam
proses PCR. Sintesis cDNA dilakukan melalui proses yang dinamakan dengan reverse
transcription menambakan enzim reverse transcriptase yang bertujuan
untuk menggandakan RNA yang telah diisolasi ke dalam bentuk cDNA. Hasil
sintesis cDNA diverifikasi menggunakan nanodrop (Triyaningsih et al.
2022). Enzim reverse transcriptase dapat diartikan sebagai enzim yang
secara alami digunakan oleh retrovirus untuk membuat kopi DNA berdasarkan
RNA-nya. Result enzyme reverse transcriptae (RT) dapat diartikan sebagai
bagian terpenting dari enzim reagen yang banyak digunakan dalam kegiatan
molekuler khususnya untuk sintesis cDNA dari mrna. Pemanfaatan enzim ini
memberikan pemahaman yang luas mengenai mekanisme regular seluler. Penggunaan enzim
reverse transcriptase ketika dipasangkan dengan amplifikasi PCR akan menjadi standar untuk aktivasi
cloning berbagai target yang diinginkan (Saepuloh et al. 2013).
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Kasasiah et al. (2017), sebelum dilakukan
sintesis cDNA, sampel RNA diberi perlakuan enzim DNAseI menggunakan protokol
kit DNAseI (ThermoScientificTM) untuk menghilangkan kontaminasi DNA genom. Kontaminasi
DNA genom pada hasil isolasi RNA dapat terlihat pada gel agarosa, ditandai
dengan kemunculan pita pada ukuran diatas 10.000 pb. Sampel RNA diberi
perlakuan menggunakan DNAse I. Sintesis cDNA dilakukan dengan protokol RevertAid
First Strand cDNA Synthesis Kit (Thermo ScientificTM). 10 μL
sampel RNA digunakan sebagai template dan primer oligo (dT)18
untuk sintesis cDNA. Sintesis cDNA dilakukan dengan menggunakan thermal
cycler 2720. cDNA yang terbentuk kemudian dikonfirmasi dengan primer mtp
dan f-box. Hasil sintesis cDNA disimpan di suhu -20ºC.
DAFTAR
PUSTAKA
Hewajuli DA, Dharmayanti
NLPI. 2014. Perkembangan teknologi Reverse Transcriptase- Polymerase Chain Reaction dalam
mengidentifikasi genom Avian influenza dan Newcastle disease. Wartazoa. 24: 16-29.
Kartika AI. 2018.
Optimasi annealing temperature primer Mrna RECK metode one step
qrt-PCR. Jurnal Labora Medika.
2(1): 22-31.
Kasasiah A, Sumardi D,
Pancoro A. 2017. Pola ekspresi gen pal1, chs7, dan ch1b1 pada tahap pertumbuhan varietas lokal daun kedelai hitam (Glycine
max (L). Merr Journal. 1194: 98- 113.
Rahman MT, Uddin MS,
Sultana R, Moue A, Setu M. 2013. Polymerase Chain Reaction (PCR): A short review. Anwer Khan Modern Medical
College Journal. 4(1): 30-36.
Saepuloh U, Iskandriati
D, Pamungkas J, Sajuthi D. 2013. Ekspresi enzim rekombunan reverse transcriptase (RT RNAse H) Simian
betaretrovirus serotipe-2 asal Macaca fascicularis Indonesia dalam sistem ekspresi Eschericia
coli. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 18(2): 49-54.
Triyaningsih, Nuringtyas
TR, Purwestri YA, Sebastian A. 2022. Optimasi suhu annealing Qrt-pcr GEN WRKY45 sebagai deteksi gen ketahanan
terhadap infeksi Xanthomonas oryzae pv. Oryzae
pada padi hitam cempo ireng. Jurnal Ilmu Dasar. 23(1): 23-28.
Komentar